Iman Kepada Allah
2.3 Memahami Iman kepada Allah dan Asmaul Husna
Beriman kepada Allah merupakan rukun iman
kesatu. Jadi beriman kepada Allah merupakan keharusan yang dimiliki oleh setiap
muslim sebelum beriman kepada yang lain. Beriman kepada Allah SWT dapat dipupuk
dengan cara memahami sifat-sifat Allah.
Pengertian Iman Kepada
Allah
Iman menurut bahasa adalah percaya, sedang
menurut istilah yaitu keyakinan atau kepercayaan seseorang yang diciptakan
dalam hati, diucapkan melalui lisan, dan dibuktikan melalui perbuatan.
Iman kepada Allah SWT adalah mempercayai,
meyakini dan membenarkan dengan sepenuh hati adanya Allah SWT sebagai pencipta
alam semesta yang berkuasa atas segala sesuatu. Bagi orang yang percaya adanya
Allah, maka dalam hatinya terdapat keyakinan sebagai berikut :
- Allah itu ada karena Dia-lah yang menciptakan segala
sesuatu. Keberadaan dunia seisinya dapat menjadi bukti adanya Allah,
sesuai Q.S. az-Zariyat ayat 20-21.
- Meyakini bahwa Allah bersifat Esa/Tunggal, Satu dan
tidak berbilang. Keesaan Allah adalah segala-galanya, baik dari zat,
sifat, nama maupun perbuatan sehingga tidak ada menyamai dan menandingi.
Sesuai Q.S. Al Ikhlas ayat 1-4.
- Meyakini bahwa Allah maha sempurna, tidak memiliki
kekurangan, kelemahan dan keterbatasan dalam segala hal, yang jauh berbeda
dengan sifat makhluk-Nya.
Beriman kepada Allah SWT itu hukumnya wajib,
karena termasuk dalam rukun iman. Iman tersebut berfungsi sebagai dasar bagi
setiap muslim dalam berbuat dan beramal sehingga dapat diterima oleh Allah
(mendapatkan ridho Allah).
Untuk menanamkan keimanan kepada Allah SWT
kita perlu mengetahui sifat-sifatnya. Allah memiliki sifat-sifat sebagai
berikut :
Sifat Jaiz
Yaitu sifat yang boleh dimiliki Allah SWT dan
boleh tidak dimiliki Allah SWT yaitu berbuat sesuatu atau tidak.
Sifat Mustahil
Yaitu sifat tidak dimiliki oleh Allah SWT atau
tidak terjadi pada Allah SWT untuk selama-lamanya. Jumlah sifat ini ada 20
macam.
Sifat Wajib
Yaitu sifat yang harus dimiliki Allah SWT
untuk selama-lamanya. Jumlah sifat ini ada 20 macam.
Sifat Wajib |
|
Sifat Mustahil |
Wujud (Ada) Qidam (Terdahulu) Baqa’ (Kekal) Mukhalafatu Lilhwaditsi (Berbeda dengan Makhluk) Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri) Wahdahniyah (Esa) Qudrah (Berkuasa) Iradat (Berkehendak) Ilmu (Mengetahui) Hayat (Hidup) Sama’ (Mendengar) Bashar (Melihat) Kalam (Berfirman) Qadirun (Maha Kuasa) Muridan (Maha Berkehendak) Aliman (Maha Mengetahui) Hayyan (Maha Hidup) Sami’an (Maha Mendengar) Bashiran (Maha Melihat) Mutakalim (Maha Berfirman) |
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X |
Adam (Tidak Ada) Kudus (Baru) Fana (Rusak) Mumatsalatuhu Lil Khawaditsi (Serupa dengan Makhluk) Ikjtiyu Bigairihi (Membutuhkan yang lain) ‘Adadun (Berbilang) Ajzum (Lemah) Karahah (Terpaksa) Jahlun (Bodoh) Mautun (Mati) Asaham (Tuli) Amma (Buta) Abkam (Bisu) Ajzan (Maha Lemah) Karohatan (Maha Terpaksa) Jihalin (Maha Bodoh) Mayyitan (Maha Mati) Ashaman (Maha Buta) Amiyan (Maha Buta) Abkaman (Maha Bisu) |
Asmaul Husna dan
Macamnya
Selain sifat jaiz, mustahil dan sifat wajib,
Allah memiliki nama-nama yang baik dan agung yang disebut Asmaul Husna. Jumlah
Asmaul Husna ada 99. Yang dimaksud dengan Asmaul Husna adalah nama-nama Allah
yang mencakup keindahan dan keagungan sifat-Nya.
Sehubungan dengan Asmaul Husna Allah, Nabi SAW
bersabda :
Adapun jumlah Asmaul Husna adalah 99 namun
pada artikel kali ini hanya akan menjelaskan 10 macam asmaul husna yaitu Al
Adlu, Al Ghaffar, Al Hakim, Al Hasib, Ar Rahman, Ar Rahim Al Khaliq, Al Basyir
dan Al Qudus.
Allah Maha Adil (Al Adlu)
Allah memiliki sifat adil terhadap
hamba-hambaNya. Adil ialah menempatkan sesuatu ada tempatnya. Keadilan Allah
adalah keadilan yang hakiki tanpa kelamahan apapun.
Salah satu contoh adalah Allah memberikan
pahala bila hambaNya yang berbuat kebaikan. Semua amal perbuatan manusia, tanpa
pandang bulu, pasti dibalas Allah SWT. Hal tersebut merupakan wujud dari sifat
adil Allah terhadap manusia.
Allah Maha Pengampun (Al Gaffar)
Sifat Allah yang Maha Pengampun menunjukkan
betapa agungnya Allah SWT sehingga dengan rahmat dan kasih sayangNya dapat
mengampuni dosa-dosa manusia yang berbuat zalim. Kita bisa membayangkan apakah
yang terjadi jika pintu tobat bagi manusia ditutup oleh Allah SWT.
Allah Maha Bijaksana (Al Hakim)
Disamping memiliki sifat Adil, Allah juga
mempunyai sifat Bijaksana. Biasanya kata adil dan bijaksana selalu bersanding
dan saling melengkapi. Bijaksana dipahami sebagai sikap adil sekaligus bisa
memutuskan segala sesuatu dengan arif dan tepat yaitu dengan menegakkan
keadilan serta sesua dengan situasi dan keadaan.
Allah Maha Merajai (Al Malik)
Salah satu sifat Allah adalah Al Malik artinya
Maha Merajai. Banyak contoh yang berkaitan dengan makna “merajai” dalam
kehidupan sehari-hari.
Seorang kepala negara yang berkuasa pada
wilayah tertentu dapat dikatakan sebagai raja, karena ia menguasai seluruh
rakyat dan segala isinya, namun yang perlu dicatat adalah bahwa “merajai” bagi
manusia ruang geraknya sangat terbatas, yakni hanya merupakan bagian kecil
saja.
Sifat merajai yang dimiliki manusia dengan
Allah sangat berbeda. Allah mempunyai sifat Al Malik yaitu sebagai raja atas
segala sesuatu. Dia menguasai kepemilikan dalam arti yang hakiki, memiliki
semua yang ada di muka bumi ini dan langit, sehingga Dialah raja dari para raja
yang ada di alam ini.
Allah Maha Menghitung (Al Hasib)
Allah SWT mempunyai sifat penghitung terhadap
segala sesuatu. Allah menghisab segala amal perbuatan manusia di dunia dan
akhirat. Dengan kata lain, segala sesuatu baik yang bersifat kebaikan ataupun
keburukan, nisacaya keberadaannya tidak sia-sia dihadpaan Allah SWT memberikan
ganjaran yang terbaik dari amal kebijakan tersebut.
Allah Maha Pengasih (Ar Rahman)
Dalam kehidupan ini, Allah memberikan
kenikmatan kepada semua orang, tidak hanya yang beriman atau muslim tetapi juga
kepada orang yang tidak beriman karena Allah Maha Pengasih. Keagungan Allah ini
dapat dikaji dalam Q.S. Furqan ayat 60.
Allah Maha Penyayang (Ar Rahim)
Allah menyayangi orang-orang yang ia
kehendaki. Hidayah Allah untuk selalu menuju jalan yang diridhoi tidak selalu
ada pada setiap orang. Allah memberikan hidayah itu kepada orang yang
dikehendaki. Hal ini dapat dikaji dalam Q.S. at-Taubah ayat 128.
Allah Maha Pencipta (Al Khaliq)
Bumi dan semua isi di jagad raya ini adalah
ciptaan Allah SWT. Allah akan menciptakan semua hal yang dikehendaki-Nya. Ayat
yang mengandung nama keagungan Allah ini adalah Q.S. ar-Rum ayat 21.
Allah Maha Melihat (Al Basyir)
Segala perbuatan dan tingkah laku manusia di
dunia ini, meskipun tidak terlihat oleh makhluk lain, akan selalu dilihat
Allah.
Allah Maha Suci (Al Qudus)
Allah terbebas atau jauh dari segala
kekurangan, kelemahan dan kebatilan. Semua itu membuktikan bahwa Allah Maha
Suci, Maha Sempurna. Dalil yang menyebutkan nama Al Qudus terdapat dalam Q.S.
al-Hasyr ayat 23.
Perilaku Yang
Mencerminkan Iman Kepada Allah
Perilaku yang mencerminkan Iman kepada Allah
antara lain sebagai berikut :
- Menyadari keagungan Allah sehingga merasa kecil
dihadapan-Nya yang pada gilirannya akan menghasilkan sikap rendah hati,
sopan santun, bijaksana dan lain-lain
- Menambah rasa keimanan dengna selalu meresapi dan
menyebut nama Allah dan berupa ingin semakin dekat kepada-Nya
- Sadar dan segera bertobat setelah berbuat dosa serta
khilaf
- Berusaha menerapkan Asmaul Husna dalam kehidupan
sehari-hari
- Bergetar hatinya bila disebut nama Allah
- Bertambah rajin dalam membaca Al-Qur’an sebagai usaha
memperkuat iman
- Beribadah hanya kepada Allah dengan ikhlas
- Tunduk dan patuh terhadap peraturan Allah SWT dan
rasul-Nya
- Mengasihi sesama manusia yang membutuhkan bantuan
Tanda Tanda bagi
Seseorang yang Menghayati terhadap sifat sifat Allah
Kehidupan seorang muslim dapat dilihat dari
cara berbicara, bersikap dan bertingkah laku. Ia selalu berpegang pada
Al-Qur’an dan Al Hadist dan berupaya untuk selalu mencontoh / meneladani
Rasulullah ﷺ.
Sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT,
meyakini sifat-sifat Allah antara lain, maha kuasa, maha mulia dan maha
sempurna, tentu dalam kehidupan sehari-hari tidak menyimpang dari ketentuan
Allah, seperti :
- Tidak menyekutukan Allah,
- Tidak menyembah selain Allah,
- Selalu beribadah dengan tekun dan sungguh-sungguh
- Tidak berbuat maksiat,
- Selalu mengamalkan kebaikan untuk keselamatan hidup,
- Ikhlas dalam beramal,
- Sabar dan tawakal kepada Allah dan sebagainya.
Dengan tindakan tersebut, keimanannya menjadi
kuat dan tidak mudah terpengaruh dengan arus perkembangan masyarakat dan
kemajuan teknologi sehingga benar-benar menjadi istiqomah.
Fungsi Iman Kepada
Allah SWT
Seseorang yang percaya adanya Allah akan dapat
menempatkan Allah pada tempatnya dan memiliki pegangan hidup yang kokoh
sehingga tidak mudah terjerumus dalam kesesatan.
Pencerminan dari sikap iman kepada Allah SWT
yaitu adanya kepribadian yang kuat dan akhlak yang baik, antara lain sebagai
berikut :
- Menyadari adanya kekurangan, kelemahan dan keterbatasan
dirinya dihadapan Allah sehingga tidak berbuat sombong
- Menyadari bahwa segala nikmat datangnya dari Allah SWT
sehingga mau bersyukur dan memanfaatkannya untuk kebaikan
- Menyadarkan manusia bahwa dirinya akan mati dan akan
diminta pertanggungjawaban dihadapan Allah SWT
Komentar
Posting Komentar